Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

17 Jun 2015

SEJARAH MENARA MASJID KUDUS


SEJARAH MENARA MASJID KUDUS
Cerita mengenai sejarah Menara Kudus adalah bermacam-macam. Ada yang mengatakan bahwa Menara kudus zaman dahulu sebelum kedatangan Islam di tanah Jawa adalah tempat pembakaran mayat para raja-raja atau kaum bangsawan.  Ada pula yang mengatakan bahwa, zaman dahulu di bawah menara itu terdapat kawah tempat pembuangan atau penyimpanan abu para nenek moyang kita.
Ada pula pendapat bahwa , Menara Kudus merupakan bekas candi orang Hindhu. Karena bentuknya hampir mirip dengan candi Kidal yang terdapat di Jawa Timur. Di bawah menara Kudus, dahulu terdapat sumber kembar (mata air). Sumber kembar tersebut memancarkan air hidup. Mata air tersebut kemudian ditutup oelh para wali dan diatasnya didirikan sebuah menara masjid. Sebab apabila tidak, katanya dapat merusak I’tikad orang.
Menara Kudus adalah buatan para wali dengan batuan tenaga ahli dari India yang di beri bentuk sesuai dengan adat istiadat serta kepercayaan masyarakat yang hidup di kala itu dengan di beri jiwa baru (Islam).
Menara Kudus memiliki ketinggian sekitar 17 meter dengan dasar berukuran 10 m x 10 m. Di sekeliling bangunan dihias dengan piring-piring bergambar yang jumlahnya 32 buah. Dua puluh diantaranya berwarna biru serta berlukiskan masjid manusia dengan unta dan pohon kurma. Sementara, 12 buah piring lainnya berwarna merah putih berlukiskan kembang. Didalam menara terdapat tangga yang terbuat dari kayu jata yang mungkin dibuat pada tahun 1895 M. Bangunan dan hiasannya jelas menunjukkan adanya hubungan dengan kesenian Hindhu-Jawa karena bangunan menara Kudus terdiri atas 3 bagian yaitu : 1. Kaki, 2. Badan , 3. Puncak Bangunan.
Kaki dan badan menara dibangun dan diukir dengan tradisi Hindhu-Jawa. Dilihat pada penggunaan material batu bata yang dipasang menumpuk tanpa perekat semen.  Konstruksi tradisional Jawa dapat dilihat pada bagian kepala menara yang berbentuk suatu bangunan berkonstruksi kayu jati dengan empat batang saka guru yang menopang dua tumpuk atap. Di puncak atap tajung terdapat semacam mustika (kepala) seperti pada puncak atap tumpang bangunan utama masjid-masjid tradisional di Jawa yang jelas merujuk pada unsur arsitektur Jawa-Hindhu.
Menurut informasi yang kami dapatkan, bahwa sumur yang berada dibawah menara adalah memiliki fungsi sebangai pengatur suhu atau temperature pada dalam menara tersebut agar suhu dalam menara tetap terjaga dari kondisi panas dingin atau keadaan cuaca.
Menara Kudus bertempat dekat dengan Masjid menara. Menara Kudus terletak di desa Kauman, Kecamatan Kota Kabupaten Kudus Jawa Tengah.
Masjid menara Kudus merupakan salah satu peninggalan sejarah, sebagai bukti proses penyebaran islam di tanah jawa. Masjid menara kudus menjadi bukti bagai sebuah perpaduan antara kebudayaan islam dan kebudayaan hindhu telah menghasilkan bangunan yang tergolong unik dan bergaya arsitektur tinggi. Masjid menara Kudus berdiri pada tahun 1459 M / 956 H. Terlihat dari batu tulis yang terletak yang dipengimaman masjid yang bertuliskan dan berbentuk bahasa arab yang susah dibaca, karena banyak huruf-huruf yang rusak.
Batu tersebut berperisai dan ukuran perisai tersebut adalah panjang 46 cm dan lebar 30 cm. Batu tersebut berasal dari Baitulmakdis di Yerussalem- Palestina. Dari kata Baitulmakdis (Al Quds) muncul nama Kudus yang artinya suci, sehingga masjid tersebut dinamakan masjid Kudus dan kotanya dinamakan kota kudus.
Karakteristik masjid menara kudus yaitu terdiri dari 5 buah pintu sebelah kanan dan 5 buah pintu disebuah kiri. Terdapat 4 buah jendela. Pintu besar terdiri dari 5 buah dan tiang besar di dalam masjid berasal dari kayu jati 8 buah. Masjid yang sekarang tidak sesuai dengan aslinya, lebih besar dari semula, karena tahun 1918 direnovasi.  Masjid tersebut kemudian diberi serambi depan yang di bangun pada tahun 1344 H. di tambah dengan bangunan serupa serambi paling depan dengan gubah menurut style India pada tanggal 5 November 1933 bertepatan dengan tanggal 16 Rajab 1352 H. Di dalamnya terdapat kolam masjid yang berbentuk padasan yang dijadikan sebagai tempat wudhu. Namun sampai sekarang masih menjadi pertanyaan apakah kolam tersebut peninggalan jaman hindhu atau memang di buat oleh sunan kudus. Di dalam masjid terdapat 2 buah bendera yang terletak di kanan kiri tempat khatib membaca khutbah. Di serambi depan masjid terdapat sebuah pintu gapura yang disebut “lawang kembar” dari sejarah gapura tersebut berasal dari bekas kerajaan majapahit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar